KemajuanSTAI Al Mawaddah ke depannya diharapkan menjadi pemicu semangat keilmuan dan keagamaan di daerah kolaka. Bahwa kepercayaan masyarakat yang diamanahkan kepada Pihak Pondok Pesantren selalu dijaga dan diperhatikan, untuk itu pada postingan kali ini, kami akan memposting beberapa gambar yang secara singkat berbicara perjalanan Pondok
Saatitu, pesantren ini memang dikenal jadug dalam mendidik para santri. Mereka kemudian menjadi tokoh atau pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama. Antara lain Hadratussyaikh M Hasyim Asy’ari, KH A Wahab Chasbullah, KH M Bisri Syansuri, KH Ridwan Abdullah serta masih banyak lagi.
Sesungguhnyaperjuangan para ulama begitu besar dalam mengantarkan Indonesia merdeka tidak lepas dari motivasi bagaimana Indonesia yang akan dibangun ini harus berdasarkan syari’at Islam. Namun banyak dari golongan nasionalis meski mereka beragama Islam (misalnya Soekarno dkk) tidak setuju dengan cita-cita para ulama di atas.
RumusanPancasila yang dijumpai dalam Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia yang merupakan produk filsafat hukum negara Indonesia, Pancasila ini muncul diilhami dari banyaknya suku, ras, kemudian latar belakang, serta perbedaan ideologi dalam masyarakat yang majemuk, untuk itu muncullah
. Setibanya di Tebuireng, santri As’ad KHR As’ad Syamsul Arifin Situbondo menyampaikan tasbih yang dikalungkan oleh dirinya dan mempersilakan KH Muhammad Hasyim Asy’ari untuk mengambilnya sendiri dari leher As’ad. Bukan bermaksud As’ad tidak ingin mengambilkannya untuk Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan As’ad tidak ingin menyentuh tasbih sebagai amanah dari KH Cholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asy’ari. Sebab itu, tasbih tidak tersentuh sedikit pun oleh tangan As’ad selama berjalan kaki dari Bangkalan ke Tebuireng. Setelah tasbih diambil, Kiai Hasyim Asy’ari bertanya kepada As’ad “Apakah ada pesan lain lagi dari Bangkalan?” Kontan As’ad hanya menjawab “Ya Jabbar, Ya Qahhar”, dua asmaul husna tarsebut diulang oleh As’ad hingga tiga kali sesuai pesan sang guru. Setelah mendengar lantunan itu, Kiai Hasyim Asy’ari kemudian berkata, “Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam’iyyah”. Choirul Anam, 2010 72 Riwayat tersebut merupakan salah satu tanda atau petunjuk di antara sejumlah petunjuk berdirinya Nahdlatul Ulama NU. Akhir tahun 1925 santri As’ad kembali diutus Mbah Cholil untuk mengantarkan seuntai tasbih lengkap dengan bacaan Asmaul Husna Ya Jabbar, Ya Qahhar. Berarti menyebut nama Tuhan Yang Maha Perkasa ke tempat yang sama dan ditujukan kepada orang sama yaitu Mbah Hasyim. Petunjuk sebelumnya, pada akhir tahun 1924 santri As’ad diminta oleh Mbah Cholil untuk mengantarkan sebuah tongkat ke Tebuireng. Penyampaian tongkat tersebut disertai seperangkat ayat Al-Qur’an Surat Thaha ayat 17-23 yang menceritakan Mukjizat Nabi Musa as. Awalnya, KH Abdul Wahab Chasbullah 1888-1971 sekitar tahun 1924 menggagas pendirian Jam’iyyah yang langsung disampaikan kepada Kiai Hasyim Asy’ari untuk meminta persetujuan. Namun, Kiai Hasyim tidak lantas menyetujui terlebih dahulu sebelum ia melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT. Sikap bijaksana dan kehati-hatian Kiai Hasyim dalam menyambut permintaan Kiai Wahab juga dilandasi oleh berbagai hal, di antaranya posisi Kiai Hasyim saat itu lebih dikenal sebagai Bapak Umat Islam Indonesia Jawa. Kiai Hasyim juga menjadi tempat meminta nasihat bagi para tokoh pergerakan nasional. Peran kebangsaan yang luas dari Kiai Hasyim Asy’ari itu membuat ide untuk mendirikan sebuah organisasi harus dikaji secara mendalam. Hasil dari istikharah Kiai Hasyim Asy’ari dikisahkan oleh KH As’ad Syamsul Arifin. Kiai As’ad mengungkapkan, petunjuk hasil dari istikharah Kiai Hasyim Asy’ari justru tidak jatuh di tangannya untuk mengambil keputusan, melainkan diterima oleh KH Cholil Bangkalan, yang juga guru Mbah Hasyim dan Mbah Wahab. Dari petunjuk tersebut, Kiai As’ad yang ketika itu menjadi santri Mbah Cholil berperan sebagai mediator antara Mbah Cholil dan Mbah Hasyim. Ada dua petunjuk yang harus dilaksanakan oleh Kiai As’ad sebagai penghubung atau washilah untuk menyampaikan amanah Mbah Cholil kepada Mbah Hasyim. Dari proses lahir dan batin yang cukup panjang tersebut menggamabarkan bahwa lika-liku lahirnya NU tidak banyak bertumpu pada perangkat formal sebagaimana lazimnya pembentukan organisasi. NU lahir berdasarkan petunjuk Allah SWT. Terlihat di sini, fungsi ide dan gagasan tidak terlihat mendominasi. Faktor penentu adalah konfirmasi kepada Allah SWT melalui ikhtiar lahir dan batin. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa berdirinya NU merupakan rangkaian panjang dari sejumlah perjuangan. Karena berdirinya NU merupakan respons dari berbagai problem keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial-masyarakat. Digawangi oleh KH Wahab Chasbullah, sebelumnya para kiai pesantren telah mendirikan organisasi pergerakan Nahdlatul Wathon atau Kebangkitan Tanah Air pada 1916 serta Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Saudagar pada 1918. Kiai Wahab Chasbullah sebelumnya, yaitu 1914 juga mendirikan kelompok diskusi yang ia beri nama Tashwirul Afkar atau kawah candradimuka pemikiran, ada juga yang menyebutnya Nahdlatul Fikr atau kebangkitan pemikiran. Dengan kata lain, NU adalah lanjutan dari komunitas dan organisasi-organisasi yang telah berdiri sebelumnya, namun dengan cakupan dan segmen yang lebih luas. Komite Hijaz Embrio lahirnya NU juga berangkat dari sejarah pembentukan Komite Hijaz. Problem keagamaan global yang dihadapi para ulama pesantren ialah ketika Dinasti Saud di Arab Saudi ingin membongkar makam Nabi Muhammad SAW karena menjadi tujuan ziarah seluruh Muslim di dunia yang dianggap bid’ah. Selain itu, Raja Saud juga ingin menerapkan kebijakan untuk menolak praktik bermazhab di wilayah kekuasaannya. Karena ia hanya ingin menerapkan Wahabi sebagai mazhab resmi kerajaan. Rencana kebijakan tersebut lantas dibawa ke Muktamar Dunia Islam Muktamar Alam Islami di Makkah. Bgai ulama pesantren, sentimen anti-mazhab yang cenderung puritan dengan berupaya memberangus tradisi dan budaya yang berkembang di dunia Islam menjadi ancaman bagi kemajuan peradaban Islam itu sendiri. Choirul Anam 2010 mencatat bahwa KH Abdul Wahab Chasbullah bertindak cepat ketika umat Islam yang tergabung dalam Centraal Comite Al-Islam CCI-dibentuk tahun 1921-yang kemudian bertransformasi menjadi Centraal Comite Chilafat CCC—dibentuk tahun 1925-akan mengirimkan delegasi ke Muktamar Dunia Islam di Makkah tahun 1926. Sebelumnya, CCC menyelenggarakan Kongres Al-Islam keempat pada 21-27 Agustus 1925 di Yogyakarta. Dalam forum ini, Kiai Wahab secara cepat menyampaikan pendapatnya menanggapi akan diselenggarakannya Muktamar Dunia Islam. Usul Kiai Wahab antara lain “Delegasi CCC yang akan dikirim ke Muktamar Islam di Makkah harus mendesak Raja Ibnu Sa’ud untuk melindungi kebebasan bermazhab. Sistem bermazhab yang selama ini berjalan di tanah Hijaz harus tetap dipertahankan dan diberikan kebebasan”. Kiai Wahab beberapa kali melakukan pendekatan kepada para tokoh CCC yaitu W. Wondoamiseno, KH Mas Mansur, dan Tjokroamonoto, juga Ahmad Soorkatti. Namun, diplomasi Kiai Wahab terkait Risalah yang berusaha disampaikannya kepada Raja Ibnu Sa’ud selalu berkahir dengan kekecewaan karena sikap tidak kooperatif dari para kelompok modernis tersebut. Hal ini membuat Kiai Wahab akhirnya melakukan langkah strategis dengan membentuk panitia tersendiri yang kemudian dikenal dengan Komite Hijaz pada Januari 1926. Pembentukan Komite Hijaz yang akan dikirim ke Muktamar Dunia Islam ini telah mendapat restu KH Hasyim Asy’ari. Perhitungan sudah matang dan izin dari KH Hasyim Asy’ari pun telah dikantongi. Maka pada 31 Januari 1926, Komite Hijaz mengundang ulama terkemuka untuk mengadakan pembicaraan mengenai utusan yang akan dikirim ke Muktamar di Mekkah. Para ulama dipimpin KH Hasyim Asy’ari datang ke Kertopaten, Surabaya dan sepakat menunjuk KH Raden Asnawi Kudus sebagai delegasi Komite Hijaz. Namun setelah KH Raden Asnawi terpilih, timbul pertanyaan siapa atau institusi apa yang berhak mengirim Kiai Asnawi? Maka lahirlah Jam’iyah Nahdlatul Ulama nama ini atas usul KH Mas Alwi bin Abdul Aziz pada 16 Rajab 1344 H yang bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. Riwayat-riwayat tersebut berkelindan satu sama lain, yaitu ikhtiar lahir dan batin. Peristiwa sejarah itu juga membuktikan bahwa NU lahir tidak hanya untuk merespons kondisi rakyat yang sedang terjajah, problem keagamaan, dan problem sosial di tanah air, tetapi juga menegakkan warisan-warisan kebudayaan dan peradaban Islam yang telah diperjuangkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Tepat pada 31 Januari 2020, Nahdlatul Ulama berusia 94 tahun dalam hitungan tahun masehi. Sedangkan pada 16 Rajab 1441 mendatang, NU menginjak umur 97 tahun. Selama hampir satu abad tersebut, NU sejak awal kelahirannya hingga saat ini telah berhasil memberikan sumbangsih terhadap kehidupan beragama yang ramah di tengah kemajemukan bangsa Indonesia. Setiap tahun, Harlah NU diperingati dua kali, 31 Januari dan 16 Rajab. Editor Abdullah Alawi
KELAHIRAN FAHAM NAHDLATUL ULAMA’ NU berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan tangal 31 Januari 1926 M dengan bercirikan Jamiyah Keagamaan. Akan tetapi jika dilihat dari segi kegiatan dan perjuangannya, ternyata bukan saja mengurus masalah-masalah keagamaan saja melainkan juga mengurus permasalah ke kehidupan ummat islam dan bangsa Indonesia umumnya. Hal ini menunjukkan beberapa motivasi para ulama’ pesantren mendirikan jam’iyah Nahdlatul Ulama’, di antaranya dan mengembangkan serta memberi kebebasan orang islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah dan berdasar salah satu madzhab yang empat. 2. Berkeinginan bekerjasama untuk mewujudkan kemaslahatan sebesar-besarnya bagi ummat islam. 3. Menanamkan dan terus mengobarkan semangat nasionalisme bagi terwujudnya kemerdekaan Indonesia. A. Latar belakang kelahiran Nahdlatul Ulama’ 1. Usaha para ulama’ membangkitkan semangat bangsa Indonesia mencintai tanah air dan membebaskan diri dari penjajah Indonesia adalah Negara yang subur, tanaman macam apapun dapat tumbuh di bumi Indonesia. Kalau kita naik pesawat terbang lalu melihat ke bawah, maka sepanjang mata kita memandang akan terlihat bentangang yang serba hijau. Kekayaan alampun melimpah ruah begitu pula kekayaan lautpun tidak terhitung banyaknya. Dalam hal rempah-rempah Indonesia termasuk penghasil yang terbesar. Itulah sebabnya pada zaman dulu perdagangan di Bandar-bandar Indonesia yang berpusatkan di Bandar malaka, ramai dikunjungi pendatang mancanegara. para ulama’ mempertahankan faham ahlussunnah waljamaah ulama’ ahlussunnah waljamaah menyadari, bahwa usaha belanda untuk memecah belah ummat islam Indonesia adalah dalam rangka mempertahankan penjajahannya di Indonesia. Demikian juga belanda menydari,bahwa ulama’ ahlussunnah waljamaah yang sebagian besar berada di pedesaan dengan pondok pesantrennya, di anngap merupakan hambatan bagi belanda dalam mempertahankan jajahannya di Indonesia. Untuk itu belanda berusaha memecah belah ummat islam dengan jalan meniupkan perbedaan “islam modern” dan “islam kolot atau tradisional”serta membantu poerkembangan usaha dari golongan yang menamakan dirinya”islam modern “dengan berbagai macam bantuan. Sedangkan ulama’ ahlussunnah waljamaah menolak segala macam bantuan dari pada,bahkan segala yang menyerupai di larang dalam rangka usaha untuk mempertahankan kelestarian kebudayaan Indonesia yang di jiwai dengan nafas islam . kelahiran nahdlatul ulama’ 1. Berdirinya komite HIJAZ dan lahirnya nahdlatul ulama’. Sebelum tahun 1924,raja yang berkuasa di mekkah dan madinah ialah Syarif Husen, yang bernaung di bawah kesultanan turki. Akan tetapi pada tahun 1926 Syarif husen digulingkan oleh Ibnu Suud. Ibnu Suud ialah seorang pemimpin suku yang taat kepada seorang pengajar agama bernama Abdul Wahhab dari Nejed yang ajaran-ajaranya sangat konservatif. Misalnya berdoa didepan makam nabi dihukumi syirik. Penguasa hijaz yang baru ini mengundang pemimpin-pemimpin islam seluruh dunia untuk menghadiri muktamar islam di mekkah pada bulan juni 1926. Di Indonesia kebetulan waktu itu sudah terbentuk CCC Centra Comite Chilafat disebut komite hilafat, dan duduk didalamnya berbagai wakil organisasi islam, termasuk Hasbullah. CCC yang akan menentukan utusan Indonesia kemuktakar tersebut. Berhubungan dengan itu, maka Wahab Hasbullah bersama-sama para ulama’ Taswirul Afkar dan Nahdlatul Wathan dengan restu Hasyim Asy’ari memutuskan untuk mengirimkan delegasi sendiri kemukatamar pada juni 1926 dengan membentuk komite sendiri yaitu komite hijaz. Susunan Komite Hijaz Penasehat Abdul Wahab Hasbullah Cholil Masyhuri Ketua Gipo Wakil Ketua Syamil Sekretaris Muhammad Shodiq Pembantu Abdul Halim Pada tanggal 31 Jan 1926 komite mengadakan rapat di Surabaya dengan mengundang para ulam’ terkemuka di surabaya dan dihadiri Hasyim Asy’ari dan Asnawi Kudus. rapat memutuskan Asnawi Kudus sebagai delegasi komite Hijaz menghadiri muktamar dunia islam di mekkah. C. Tokoh-tokoh di balik berdirinya NU Kholil Kiyai Kholil lahir Selasa 11 Jumadil Akhir 1235 di Bangkalan madura nama ayahnya Abdul Latif, beliau sangat berharap dan memohon kepada Allah SWT agar anaknya menjadi pemimpin ummat. Pada tahun 1859 ketika berusia 24 th kiyai Kholil memutuskan untuk pergi ke mekkah dengan biaya tabungannya, sebelum berangkat beliau dinikahkan dengan Nyai Asyik di mekkah beliau belajar pada Syeikh di masjidil haram tetapi beliau lebih banyak mengaji pada para Syeikh yang bermazdhab syafi’i . Sepulang dari mekkah dari mekkah beliau dikenal sebagai ahli fiqih dan thoriqot bahkan ia memadukan kedua ilmu itu dengan serasi dan beliau juga hafizd kemudian beliau mendirikan pesantren di desa Cengkebuan. Kiyai Kholil wafat tanggal 29 Ramadlan 1343 H dalam usia 91 th. hampir semua pesantren di Indonesia sekarang masih mempunyai sanad dengan pesantren Kiyai Kholil. Hasyim Asy’ari Beliau adalah seorang ulama’ yang luar biasa hamper seluruh kiyai di jawa memberi gelar Hadratus Syeikh Maha Guru beliu lahir selasa keliwon 24 dzulqa’dah 1287 H bertepatan dengan tanggal 14 Feb 1871 di desa Gedang,Jombang. Ayahnya bernama Demak jawa bernama Halimah putrid Kiyai Utsman pendiri pesantren Gedang. Dalam rangka mengabdikan diri untuk kepentingan ummat maka Hasyim Asy’ari mendirikan pesantren Tebuireng,jombang pada th 1899 M. Dengan segala kemampuannya,Tebuireng kemudian berkembang menjadi “ Pabrik” pencetak kiai. Pada tanggal 17 Ramadlan 1366 H bertepatan dengan 25 Juli 1947M Hasyim Asy’ari Memenuhi panggilan Ilahi. Wahab Hasbullah Beliau adalah seorang ulama’ yang sangat alim dan tokoh besar dalam NU dan bangsa Indonesia. Beliau di lahirkan di desa Tambakberas,Jombang,Jawa Timur pada bulan maret 1888. Semenjak kanak-kanak beliau dikenal kawan-kawannya sebagai pemimpin dalam segala permainan. Langkah awal yang ditempuh Hasbullah kelak sebagai bapak pendiri NU,itu merupakan usaha membangun semangat nasionalisme lewat jalur pendidikan yang sengaja dipilih nama nahdlatul Wathan yang berarti Bangkitnya Tanah Air. Tentang Muhammad Khofifi beragam aktifitas selalu mengakrabi kehidupan Muhammad Khofifi, eksdemonstran kelahiran desa Bulupitu gondanglegi Malang Jawa timur pada tanggal 18 Maret 1985 ini menempuh TAMAN KANAK-KANAK IBNU HAJAR LULUS PADA TAHUN 1999/1990 pendidikan MI MIFTAHUL ULUM Bulupitu lulus pada tahun pelajaran1994/1995 kemudian MTs IBNU HAJAR BULUPITU lulus pada tahun pelajaran 1998/1997 kemudian mengabdi di dalem ponpes Al HAFILUDDIN KYAI H. MUHAMMAD SHOLEH selam 2 tahun kemudian melanjutkan sekolah MA di MADRASAH ALIYAH RAUDLATUL ULUM Putra tahun pelajaran 2001/2002 kemudian lulus pada tahu 20004/2005 lulus kemudian tugas mengajar selama satu tahun di Pulau GARAM " madura" didesa pao paleh laok ketapang sampang madura kemudian pulang karna tidak kerasan kemudian bekerja menjadi Staff Perpustakaan selama satu 2006 dan tahun 2007 kemudian diangkat menjadi staff TU administra sampai tahun 2011 ditahun 2011 diangkat menjadi waka kesiswaanwaka sampai tahun 2013 lulus sertifikasi ditahun 2014,S1prodi tarbiyah di STAI AL QOLAM atau sekarang dikenal dengan IIQ jurusan PAI ditahun 2011 . Dan sampai sekarang masih mengajar di MA RU PA
Home Politik Rabu, 22 Desember 2021 - 0605 WIBloading... NU didirikan di Surabaya pada 31 Januari 1926 M bertepatan dengan 16 Rajab 1344 Hijriah oleh sekelompok ulama yang merupakan kepentingan Islam tradisional. Foto SINDOnews/Dok A A A JAKARTA - Nahdlatul Ulama NU akan menyelenggarakan Muktamar ke-34 hari ini, Rabu 22/12/2021. Nahdlatul Ulama yang artinya kebangkitan ulama merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah Nahdlatul Ulama tidak bisa dilepaskan dengan upaya mempertahankan ajaran ahlus sunnah wal jamaah aswaja. Ajaran ini bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ keputusan-keputusan para ulama sebelumnya, dan Qiyas kasus-kasus yang ada dalam cerita Al-Qur’an dan Hadits. Baca Juga Nahdhatul Ulama didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada 31 Januari 1926 M bertepatan dengan 16 Rajab 1344 Hijriah oleh sekelompok ulama yang merupakan kepentingan Islam tradisional, terutama sistem kehidupan pesantren.“Lahirnya Jami’iyyah NU didahului dengan beberapa peristiwa penting. Pertama adalah berdirinya grup diskusi di Surabaya pada tahun 1914 dengan nama Taswirul Afkar yang dipimpin KH Wahab Hasbullah dan KH Mas Mansyur,” kata Bibit Suprapto dalam buku Nahdlatul Ulama Eksistensi Peran dan Prospeknya’, dikutip Rabu 22/12/2021.Menurut Masykur Hasyim dalam tulisan Merakit Negeri Berserakan’, NU lahir sebagai reprensentatif dari ulama tradisionalis, dengan haluan ideologi ahlus sunnah waljamaah. Tokoh-tokoh yang ikut berperan di antaranya KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, dan para ulama pada masa berdirinya Nahdlatul Ulama berkaitan erat dengan perkembangan pemikiran keagamaan dan politik dunia Islam kala itu. Pada tahun 1924 di Arab Saudi, sedang terjadi arus pembaharuan. leh Syarif Husein, Raja Hijaz Makkah yang berpaham Sunni ditaklukan oleh Abdul Aziz bin Saud yang beraliran Wahabi. Baca Juga Dikutip dari sebelum Nahdlatul Ulama dibentuk KH Hasyim Asyari terlebih dahulu melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT. Sikap bijaksana dan kehati-hatian KH Hasyim Asyari dalam menyambut permintaan KH Wahab Hasbullah juga dilandasi oleh berbagai hal. Di antaranya posisi KH Hasyim Asyari saat itu lebih dikenal sebagai Bapak Umat Islam Indonesia Jawa. KH Hasyim Asyari juga menjadi tempat meminta nasihat bagi para tokoh pergerakan nasional. Peran kebangsaan yang luas dari KH Hasyim Asyari itu membuat ide untuk mendirikan sebuah organisasi harus dikaji secara mendalam. ormas islam kiai nahdlatul ulama kh hasyim asyari muktamar nu Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 7 menit yang lalu 18 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 2 jam yang lalu
- Nahdlatul Ulama NU tahun ini memasuki usia 100 tahun atau 1 abad apabila dihitung menurut penanggalan Hijriah. Hingga berusia 1 abad, Nahdlatul Ulama NU masih dikenal masyarakat sebagai sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Nahdlatul Ulama NU diketahui berdiri pada 31 Januari 1926 M atau bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H. Baca juga Sejarah Pagar Nusa, Pencak Silat Nahdlatul Ulama Sejak awal berdirinya hingga saat ini, kontribusi Nahdlatul Ulama NU dalam pembangunan juga selalu terlihat dari waktu ke waktu. Peran NU di berbagai bidang kehidupan termasuk keterlibatannya di ranah politik membuat makin dikenal dan diperhitungkan. Baca juga Latar Belakang Lahirnya Nahdlatul Ulama Jelang Hari Lahir Harlah NU yang selalu diperingati tiap 31 Januari, simak sejarah singkat berdirinya organisasi ini. Baca juga Badan-badan Otonom Nahdlatul Ulama Latar Belakang Berdirinya Nahdlatul Ulama NU Melansir laman NU Online, para ulama pesantren Ahlussunnah wal Jamaah Aswaja mendirikan jam'iyah atau organisasi NU di kediaman KH Abdul Wahab Chasbullah di Kertopaten. Sebelumnya, KH Wahab Chasbullah juga pernah telah mendirikan organisasi pergerakan Nahdlatul Wathon atau Kebangkitan Tanah Air pada 1916. Kemudian beliau juga mendirikan Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Saudagar pada 1918. Kemudian pada tahun 1914 didirikanlah kelompok diskusi Tashwirul Afkar atau kawah candradimuka pemikiran yang juga disebut sebagai Nahdlatul Fikr atau kebangkitan pemikiran. Pada saat mendirikan NU, para kiai juga mendiskusikan nama organisasi yang akan digunakan. Serupa dengan nama kelompok sebelumnya, tersebutlah usulan nama Nuhudlul Ulama yang berarti kebangkitan ulama. Namun, KH Mas Alwi Abdul Aziz kemudian mengusulkan nama Nahdlatul Ulama. Alasannya, konsekuensi penggunaan kata nahdlatul adalah kebangkitan yang telah terangkai sejak berabad-abad lalu. Hal ini mengingat bahwa Nahdlatul Ulama bukanlah hasil yang tiba-tiba mengingat ulama Aswaja memiliki sanad keilmuan dan perjuangan sama dengan ulama-ulama sebelumnya. Hal inilah yang kemudian membuat organisasi NU sebagai kelanjutan dari komunitas dan organisasi-organisasi yang telah berdiri sebelumnya, dengan cakupan dan segmen yang lebih luas. Tokoh yang Terlibat dalam Berdirinya Nahdlatul Ulama NU Pada hari bersejarah itu beberapa tokoh terlibat dalam pendirian organisasi NU antara lain KH Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, Jawa Timur KH Abdul Wahab Chasbullah Tambakberas, Jombang, Jawa Timur KH Bishri Syansuri Jombang, Jawa Timur KH Asnawi Kudus, Jawa Tengah KH Nawawi Pasuruan, Jawa Timur KH Ridwan Semarang, Jawa Tengah KH Maksum Lasem, Jawa Tengah KH Nahrawi Malang, Jawa Tengah H. Ndoro Munthaha Menantu KH Khalil Bangkalan, Madura KH Abdul Hamid Faqih Sedayu, Gresik, Jawa Timur KH Abdul Halim Leuwimunding Cirebon, Jawa Barat KH Ridwan Abdullah Jawa Timur KH Mas Alwi Jawa Timur KH Abdullah Ubaid dari Surabaya, Jawa Timur Syekh Ahmad Ghana’im Al Misri Mesir Adapun beberapa ulama lainnya yang juga hadir pada saat itu tak sempat tercatat namanya. Substansi Berdirinya Nahdlatul Ulama NU Melansir laman Gramedia, berdirinya Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan dukungan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah Aswaja yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma keputusan ulama terdahulu. Menurut Mustofa Bisri hal memiliki tiga substansi di dalamnya, yaitu 1. Syariat Islam sesuai dengan salah satu ajaran dari empat Madzhab Hanafi, Maliki, Syafiy, Hanbali. 2. Perspektif tauhid ketuhanan mengikuti ajaran Imam Abu Hasan Almaty Ali dan Imam Abu Mansur Al Maturidi Imam Abu Qosim Al Junaidi di bidang tasawuf Proses mengintegrasikan ide-ide Sunni berkembang. Cara berpikir Sunni di bidang ketuhanan bersifat eklektik memilih pendapat yang benar. Hasan al-Bashri seorang tokoh Sunni terkemuka dalam masalah Qodariyah dan Qadariyah mengenai personel, memilih pandangan Qadariyah. Pendapat bahwa pelaku adalah kufur dan hanya keyakinannya yang masih tersisa fasiq. Apa ide yang dikembangkan oleh Hasan AL Basri Belakangan justru direduksi menjadi gagasan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Tujuan Berdirinya Nahdlatul Ulama NU Organisasi ini lantas berkembang ke sejumlah kota di Indonesia dengan berpegang pada beberapa tujuan. Melansir laman Antara, dalam AD/ART NU tercantum bahwa tujuan NU adalah untuk menjaga berlakunya ajaran Islam yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah aswaja. Lebih lanjut, Nahdlatul Ulama NU juga bertujuan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta alam. Hingga 96 tahun berdirinya NU, organisasi ini telah berkembang pesat dengan jejaring anggota dan pengurus yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air. Sumber
apa motivasi para ulama pesantren mendirikan organisasi nahdlatul ulama